Sabtu, 21 Maret 2015

Konflik Sosial

Konflik Sosial

A. Pengertian Konflik Sosial

Konflik berasal dari bahasa latin, yaitu “configure”, yang berarti saling memukul. Secara sosiologis dapat diartikan sebagai proses sosial di mana terdapat gejala-gejala untuk menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkannya. Sedangkan menurut pengertian dalam Kamus Besar Bahasa lndonesia, konflik adalah percekcokan, perselisihan dan pertentangan. Jadi konflik sosial adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang tersifat menyeluruh dalam kehidupan.

Para ahli sosiologi memberikan definisi tentang konflik sebagai berikut:
  1. Soejono Soekanto
    Konflik adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

  2. Robert M.Z Lawang
    Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status atau kekuasaan sebagai tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk menundukan saingannya.

  3. Minnery
    Konflik adalah interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain saling bergantung namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan di mana setidaknya salah satu dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan terhadap tindakan tersebut.

Dari dua pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa konflik merupakan sebuah proses sosial yang berbentuk pertentangan antar orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan berupa nilai, status dan kekuasaan yang dilakukan dengan ancaman dan kekerasan.

B. Penyebab Konflik Sosial

Ada begitu banyak hal yang mampu memicu timbulnya konflik dalam masyarakat. Secara umum sumber-sumber terjadinya pertentangan atau konflik adalah sebagai berikut:
  1. Perbedaan Antar Individu
    Pada dasarnya setiap orang memiliki karakteristik yang berbedabeda. Perbedaan ini mampu menimbulkan konflik sosial. Perbedaan pendirian dan perasaan setiap orang dirasa sebagai pemicu utama dalam konflik sosial. Umumnya perbedaan pendirian atau pemikiran lahir karena setiap orang memiliki cara pandang berbeda terhadap masalah yang sama.

  2. Perbedaan Kebudayaan
    Kebudayaan yang melekat pada seseorang mampu memunculkan konflik manakala kebudayaankebudayaan tersebut berbenturan dengan kebudayaan lain. Pada dasarnya pola kebudayaan yang ada memengaruhi pembentukan serta perkembangan kepribadian seseorang. Perbedaan kepribadian ini, tentunya membawa perbedaan pola pemikiran dan sikap dari setiap individu yang dapat menyebabkan terjadinya pertentangan antarkelompok manusia.

  3. Perbedaan Kepentingan
    Umumnya kepentingan menunjuk keinginan atau kebutuhan akan sesuatu hal. Seorang mampu melakukan apa saja untuk mendapatkan kepentingannya guna mencapai kehidupan yang sejahtera. Oleh karena itu, apabila terjadi benturan antara dua kepentingan yang berbeda, dapat dipastikan munculnya konflik sosial.

  4. Perubahan Sosial
    Perubahan sosial yang berlangsung cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan pendirian antargolongan dalam menyikapi perubahan yang terjadi. Situasi dan kondisi ini mampu memunculkan konflik baru.

C. Penyelesaian Konflisk Sosial

Secara umum terdapat beberapa macam cara yang sering dilakukan dalam manajemen atau resolusi konflik, yaitu:
  1. Toleransi
    Toleransi yakni sikap untuk saling menghargai dan saling menghormati dengan cara memahami keberadaan dan pendirian masing-masing pihak.

  2. Konfersi
    Konfersi yakni salah satu pihak bersedia untuk mengalah dan bersedia menerima keberadaan dan pendirian pihak lain. Terjadinya konfersi sangat dipengaruhi oleh adanya sikap toleransi yang tinggi.

  3. Kompromi
    Kompromi yakni kesepakatan untuk saling mengalah, saling memberi, dan saling menerima antara masing-masing pihak yang terlibat konflik.

  4. Konsiliasi
    Konsiliasi yakni usaha yang dilakukan oleh pihak ketiga untuk mempertemukan pihakpihak yang terlibat konflik dalam sebuah perundingan untuk mencapai persetujuan bersama.

  5. Mediasi
    Mediasi yakni kehadiran pihak ketiga yang netral dan berfungsi sebagai penengah antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.

  6. Arbritasi
    Arbritasi yakni penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dipilih oleh pihakpihak yang terlibat konflik.

  7. Ajudikasi
    Ajudikasi yakni upaya penyelesaian konflik melalui badan pengadilan.

  8. Genjatan senjata
    Genjatan senjata yaitu penangguhan peperangan dengan menghentikan kegiatan tembak menembak antara pihak-pihak yang terlibat konflik dalam jangka waktu tertentu sambil mencari jalan keluar secara damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar