Sabtu, 21 Maret 2015

Penyimpangan Sosial / Perilaku Menyimpang

Penyimpangan Sosial / Perilaku Menyimpang

A. Pengertian Penyimpangan Sosial

Beberapa ahli sosiologi memberikan definisi penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang (penyimpangan sosial) sebagai berikut.
  1. Bruce J. Cohen
    Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

  2. James Vander Zander
    Penyimpangan sosial merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.

  3. Robert M.Z. Lawang
    Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.

  4. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
    Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai suatu pelanggaran terhadap nilai dan norma kelompok dalam masyarakat.

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa penyimpangan sosial dipahami sebagai tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok sosial yang tidak sesuai atau melawan kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat. Kaidah yang berlaku di masyarakat tersebut berwujud nilai dan norma yang mengatur perbuatan mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

B. Ciri-ciri penyimpangan Sosial

Banyak ahli telah meneliti tentang ciri-ciri perilaku menyimpang di masyarakat. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1996), ciri-ciri yang bisa diketahui dari perilaku menyimpang sebagai berikut.
  1. Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu dinyatakan sebagai menyimpang.
  2. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku menyimpang.
  3. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.
  4. Mayoritas orang tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada bentuk penyimpangan yang tersamar dan ada yang mutlak.
  5. Penyimpangan bisa terjadi terhadap budaya ideal dan budaya riil. Budaya ideal merupakan tata kelakuan dan kebiasaan yang secara formal disetujui dan diharapkan diikuti oleh anggota masyarakat. Sedangkan budaya riil mencakup hal-hal yang betul-betul mereka laksanakan.
  6. Apabila ada peraturan hukum yang melarang suatu perbuatan yang ingin sekali diperbuat banyak orang, biasanya muncul norma penghindaran.

C. Jenis-jenis Penyimpangan Sosial

Ada beberapa jenis penyimpangan sosial, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Berdasarkan Sifat
    Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai pola-pola perilaku tertentu. Ada kalanya manusia berperilaku sesuai dengan kehendak umum, tetapi di lain waktu bertindak menentang atau tidak sesuai dengan kehendak umum. Oleh karena itu, dikenal dua jenis penyimpangan sosial, yaitu penyimpangan sosial primer dan penyimpangan sosial sekunder.
     
    • Penyimpangan Sosial Primer
      Penyimpangan sosial primer adalah penyimpangan yang bersifat sementara (temporer). Orang yang melakukan penyimpangan primer masih tetap dapat diterima oleh kelompok sosialnya karena tidak secara terus-menerus melanggar norma-norma umum.
      Contoh: Pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas.
    • Penyimpangan Sosial Sekunder
      Penyimpangan sosial sekunder adalah penyimpangan sosial yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sanksi telah diberikan kepadanya sehingga para pelaku secara umum dikenal sebagai orang yang berperilaku menyimpang.
      Contoh: Seseorang yang peminum dan pemabuk minuman keras di mana pun ia berada akan dibenci orang.

  2. Berdasarkan Jumlah Pelaku 
    Berdasarkan jumlah individu yang terlibat dalam perilaku menyimpang maka penyimpangan sosial menurut Drs. Kuswanto dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut.
     
    • Penyimpangan Individu   
      Penyimpangan dilakukan sendiri tanpa ada campur tangan orang lain. Hanya satu individu yang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma umum yang berlaku. Perilaku seperti ini secara nyata menolak norma-norma yang telah diterima secara umum dan berlaku dalam waktu yang relatif lama.
    • Penyimpangan Kelompok
      Penyimpangan kelompok terjadi apabila perilaku menyimpang dilakukan bersama-sama dalam kelompok tertentu. Perilaku menyimpang kelompok ini agak rumit sebab kelompok-kelompok tersebut mempunyai nilai-nilai, norma-norma, sikap, dan tradisi sendiri. Fanatisme anggota terhadap kelompoknya dapat menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku menyimpang. Penyimpangan kelompok lebih berbahaya bila dibandingkan dengan penyimpangan individu.
      Contoh: Kelompok (geng) kejahatan terorganisir yang melakukan penyelundupan dan perampokan.

D. Teori Penyimpangan Sosial

Perilaku menyimpang mendapat perhatian dari banyak ahli ilmu sosial. Mereka berhasil merumuskan hasil kajiannya menjadi teori-teori penyimpangan sosial sebagai berikut:

  1. Teori Biologis
    Seperti dikemukakan Bruce J. Cohen (1992), di antara ahli pendukung teori biologis antara lain Lombroso dan Kretschmer. Menurut teori ini, beberapa tipe tubuh tertentu lebih cenderung melakukan perilaku menyimpang dibanding tipe-tipe tubuh lainnya. Secara umum, tubuh manusia dibedakan menjadi tiga tipe: endomorph (bundar, halus, gemuk), mesomorph (berotot, atletis), dan ectomorph (tipis, kurus). Setiap tipe memiliki kecenderungan sifat-sifat kepribadian dan perilaku tertentu. Penemuan ahli dari teori ini menyebutkan bahwa para pecandu minuman keras dan penjahat umumnya memiliki tipe tubuh mesomorph.

  2. Teori Labeling
    Teori ini dipelopori oleh Edwin M. Lemert. Teori ini berpendapat bahwa penyimpangan lahir karena adanya batasan (definisi) atas suatu perbuatan yang disebut perbuatan menyimpang. Dengan bahasa sederhana, suatu perbuatan disebut menyimpang karena dinilai sebagai menyimpang. Jadi, ada proses pemberian cap terhadap suatu perbuatan apakah menyimpang atau tidak.

  3. Teori Sosialisasi
    Teori ini menekankan bahwa perilaku sosial, baik yang bersifat menyimpang maupun yang tidak menyimpang berkaitan dengan norma dan nilai-nilai yang diserapnya. Perilaku menyimpang disebabkan oleh adanya gangguan pada proses penyerapan dan pengalaman nilai-nilai tersebut dalam perilaku seseorang.

  4. Teori Konflik
    Dalam teori ini terdapat dua macam konflik sebagai berikut.
    • Konflik budaya, terjadi apabila dalam suatu masyarakat terdapat sejumlah kebudayaan khusus yang masing-masing cenderung tertutup sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya kesepakatan nilai. Masing-masing kelompok menjadikan norma budayanya sebagai peraturan resmi. Orang-orang yang menganut budaya berbeda dianggap sebagai penyimpangan.
    • Konflik kelas sosial, terjadi akibat suatu kelompok menciptakan peraturan sendiri untuk melindungi kepentingannya.

  5. Teori Anomie
    Anomi adalah suatu keadaan masyarakat di mana tidak ada norma yang dipatuhi secara teguh dan diterima secara luas. Konsep anomi ini dikemukakan pertama kali oleh Emile Durkheim. Masyarakat anomis adalah masyarakat yang tidak memiliki norma pedoman mantap yang dapat dianut dan dipedomani oleh warganya. Individu anomis adalah individu yang tidak memiliki pedoman nilai yang jelas dalam bertindak. Kondisi masyarakat yang anomis atau individu yang anomis akan melahirkan perilaku yang tidak teratur dan tidak jelas, sehingga perilaku mana yang disebut sesuai dan mana yang tidak sesuai dengan norma menjadi kabur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar