Sabtu, 21 Maret 2015

Masyarakat Multikultural

Masyarakat Multikultural

A. Pengertian Masyarakat Multikultural

Masyarakat multikultur merupakan istilah lain bagi masyarakat majemuk. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat yang majemuk. Negara lain yang memiliki masyarakat multikultur, di antaranya Swiss dan Amerika Serikat.

Multikultural menurut Prof. Dr. Supardi Suparlan merupakan sebuah ideologi yang mengagungkan perbedaan budaya atau sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong terwujudnya pluralisme (keberagaman) budaya sebagai suatu corak kehidupan masyarakat.

Menurut Clifford Geertz, yang meneliti Indonesia di Mojokuto pada awal masa kemerdekaan Indonesia mendifenisikan masyarakat majemuk sebagai masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam subsistem yang kurang lebih berdiri sendiri-sendiri, yang setiap subsistemnya terikat dalam ikatan-ikatan yang bersifat primordial.

Menurut Furnivall, bahwa masyarakat majemuk merupakan suatu masyarkat tempat sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuankesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya sedemikian rupa sehingga anggota masyarakat secara kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat secara keseluruhan kurang memiliki homogenitas kebudayaan atau bahkan memiliki dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain.

Menurut C.W. Watson (1998) dalam bukunya Multiculturalism, membicarakan masyarakat multikultural adalah membicarakan tentang masyarakat negara, bangsa, daerah, bahkan lokasi geografis terbatas seperti kota atau sekolah, yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dalam kesederajatan.

B. Ciri-ciri Masyarakat Multikulltural

Ciri-ciri masyarakat Indonesia yang multikultur adalah sebagai berikut:
  1. Adanya keanekaragaman suku bangsa, agama, dan adat istiadat.
  2. Adanya keanekaragaman budaya.
  3. Adanya keanekaragaman agama daerah.
  4. Adanya keanekaragaman sosial-ekonomi

C. Multikulturalisme

Berbicara mengenai masyarakat multikultural mau tidak mau pembahasan kita akan mengarah pada multikulturalisme. Hal ini dikarenakan antara masyarakat multikultural dengan multikulturalisme memiliki keeratan hubungan.

Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan. Dalam multikulturalisme, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat Indonesia) dilihat sebagai sebuah kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mozaik. Di dalam mozaik tercakup semua kebudayaan dari masing-masing suku bangsa yang sangat jelas dan belum tercampur oleh warna budaya lain membentuk masyarakat yang lebih besar.

D. Faktor Penyebab Terbentuknya Masyarakat Multikultural

Keanekaragaman atau kemajemukan masyarakat Indonesia dilatarbelakangi oleh beberapa faktor berikut ini:

  1. Letak geografis
    Indonesia berada pada posisi silang, yakni terletak antara dua samudera (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) dan antara dua benua (Benua Asia dan Benua Australia). Letak seperti ini membuat Indonesia menjadi wilayah yang sangat strategis, yakni terletak di tengah-tengah lalu lintas perdagangan dan perhubungan internasional. Posisi seperti ini sangat memungkinkan bagi masuknya berbagai pengaruh kebudayaan asing.

  2. Kondisi geografis
    Kondisi geografis Indonesia yang meliputi kurang lebih 13.667 pulau besar dan kecil, yang tersebar dari barat ke timur sepanjang ekuator kurang lebih 3000 mil, dari utara ke selatan sepanjang ekuator kurang lebih 1000 mil. Keadaan semacam ini memungkinkan bagi nenk moyang bangsa Indonesia untuk tinggal dan menetap di berbagai wilayah yang berbeda-beda dan cenderung terisolasi satu sama lain. Keadaan seperti itu telah mendorong berbagai bangsa yang tersebar di wilayah Indonesia untuk mengembangkan sistem budaya, sistem bahasa, sistem religi, adat istiadat, dan lain sebagainya.

  3. Kondisi iklim dan struktur tanah
    Wilayah Indonesia yang sangat luas telah memungkinkan adanya perbedaan dalam hal iklim dan struktur tanahnya. Faktor alamiah seperti ini juga menjadi faktor pembentuk keanekaragaman (kemajemukan) regional. Perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah telah menciptakan dua macam lingkungan ekologis, yaitu: (1) pertanian sawah yang banyak dijumpai di Pulau Jawa, Pulau Bali, dan beberapa wilayah di Pulau Sumatera, dan (2) pertanian ladang yang banyak dijumpai di luar Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar