Sabtu, 21 Maret 2015

Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial

A. Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratafikasi berasal dari kata bahasa Latin, statum. Arti kata ini adalah lapisan atau pelapisan. Dalam kaitannya dengan masyarakat, stratafikasi sosial berarti lapisan yang terdapat di masyarakat. Stratafikasi masyarakat merupakan perbedaan yang terdapat di masyarakat dalam tingkat yang vertikal. Perbedaan secara vertical menyatakan bahwa di dalam masyarakat terdapat perbedaan tinggi/ rendah status (kedudukan) seseorang.

Berikut di bawah ini merupakan pengertian stratifikasi sosial berdasarkan pendapat para ahli, diantaranya adalah:
  1. Pitirim A. Sorokin
    Stratifikasi sosial diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (herarkis). Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Selanjutnya Sorokin, mengemukakan bahwa inti dari lapisan sosial adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dengan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggotaanggota masyarakat.

  2. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
    Stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.

  3. Soejono Soekanto
    Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal.

  4. Astried S. Susanto
    Stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakatnya.

  5. D. Hendropuspito OC
    Stratifikasi sosial adalah tatanan vertikal berbagai lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan

  6. Bruce J. Cohen
    Stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.

  7. Robert M.Z. Lawang
    Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privelese dan prestise.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelapiasan sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Mengapa di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial? Pelapisan sosial akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai.

B. Dasar Ukuran Stratifikasi Sosial

Dalam masyarakat, khususnya di Indonesia ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan (kelas sosial) tertentu adalah sebagai berikut:

  1. Ukuran Kekayaan
    Kekayaan atau materi dapat dijadikan sebagai ukuran penempatan status seseorang dalam lapisan masyarakat. Oleh karenanya, orang yang memiliki harta benda berlimpah (kaya) akan lebih dihormati dan dihargai daripada orang miskin. Ukuran kekayaan ini dapat dilihat dari bentuk rumah modern, jenis pakaian yang dipakai, pemilikan sarana komunikasi dan transportasi, serta kebiasaan mengonsumsi barang-barang mewah.

  2. Ukuran Kekuasaan
    Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah. Contoh: pimpinan perusahaan dengan karyawannya.

  3. Ukuran Keturunan
    Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Dalam hal ini keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau kehormatan. Contoh: gelar Andi di masyarakat Bugis, Raden di masyarakat Jawa, dan Tengku di masyarakat Aceh. Kesemua gelar ini diperoleh berdasarkan kelahiran atau keturunan. Apabila seseorang berasal dari keluarga bangsawan secara otomatis orang tersebut menempati lapisan atas berdasarkan keturunannya.

  4. Ukuran Kepandaian atau Ilmu Pengetahuan
    Kepandaian serta kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dapat pula menjadi dasar dalam pelapisan sosial. Seseorang yang berpendidikan tinggi atau bergelar sarjana tentunya mempunyai status yang lebih tinggi. Sebagaimana orang yang menguasai ilmu pengetahuan akan menempati posisi yang paling tinggi dalam sistem pelapisan masyarakat. Contoh: profesor, doktor, dan lainlain.


C. Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial

Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan adanya sesuatu yang dihargai dan dianggap bernilai. Perkembangan zaman yang senantiasa berubah, sesuatu yang dihargai dan dianggap bernilai pun berubah. Perubahan tersebut lah yang menjadikan bentuk-bentuk stratifikasi semakin beragam. Secara garis besar bentuk-bentuk stratifikasi sosial sebagai berikut.

  1. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
    Dalam stratifikasi ini dikenal dengan sebutan kelas sosial. Kelas sosial dalam ekonomi didasarkan pada jumlah pemilikan kekayaan atau penghasilan. Secara umum klasifikasi kelas sosial terdiri atas tiga kelompok sebagai berikut.
    • Kelas Sosial Atas
    • Kelas Sosial Menengah
    • Kelas Sosial Bawah

  2. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial
    Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial adalah pembedaan anggota masyarakat ke dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya. Oleh karena itu, anggota masyarakat yang memiliki kedudukan sosial yang terhormat menempati kelompok lapisan tertinggi. Sebaliknya, anggota masyarakat yang tidak memiliki kedudukan sosial akan menempati pada lapisan lebih rendah. Contoh: seorang tokoh agama atau tokoh masyarakat akan menempati posisi tinggi dalam pelapisan sosial.

  3. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik
    Status sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan penggolongan anggota masyarakat berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki. Semakin besar kekuasaan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula statusnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
     
    Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik menjadikan masyarakat terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok lapisan atas yaitu elite kekuasaan disebut juga kelompok dominan (menguasai) sedangkan kelompok lapisan bawah, yaitu orang atau kelompok masyarakat yang dikuasai disebut massa atau kelompok terdominasi (terkuasai).

  4. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Pendidikan
    Antara kelas sosial dan pendidikan saling memengaruhi. Hal ini dikarenakan untuk mencapai pendidikan tinggi diperlukan uang yang cukup banyak. Selain itu, diperlukan juga motivasi, kecerdasan, dan ketekunan. Oleh karena itu, tinggi dan rendahnya pendidikan akan berpengaruh pada jenjang kelas sosial.

D. Sifat-sifat Stratifikasi Sosial

Dalam sosiologi dikenal tiga sistem stratifikasi sosial, yaitu stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi sosial campuran.

  1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
    Stratifikasi sosial tertutup dalam masyarakat dapat digambarkan seperti pada gambar di samping. Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Satu-satunya jalan untuk masuk dalam stratifikasi ini melalui kelahiran atau keturunan. Wujud nyata dari stratifikasi ini adalah sistem kasta di Bali. Kaum Sudra tidak dapat pindah posisi ke lapisan Brahmana. Atau masyarakat rasialis, kulit hitam (Negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.

  2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
    Stratifikasi sosial terbuka bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horizontal. Pada umumnya, sistem pelapisan ini, memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk naik ke strata yang lebih tinggi, atau turun ke strata yang lebih rendah. Selain itu, sistem pelapisan terbuka memberikan perangsang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat. Contoh, seorang yang miskin karena usaha dan kerja keras dapat menjadi kaya, atau sebaliknya.

  3. Stratifikasi Campuran
    Stratifikasi campuran diartikan sebagai sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu, tetapi membiarkan untuk melakukan perpindahan lapisan pada bidang lain. Contoh: seorang raden yang mempunyai kedudukan terhormat di tanah Jawa, namun karena sesuatu hal ia pindah ke Jakarta dan menjadi buruh. Keadaan itu menjadikannya memiliki kedudukan rendah maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.

E. Pengaruh Stratifikasi Sosial

Setiap bentuk stratifikasi yang ada dalam masyarakat (sistem lapisan sosial) akan mempunyai konsekuensi. Beberapa konsekuensi dari adanya stratifikasi sosial, yaitu:

  1. Timbulnya Kelas Soisal
    Stratifikasi sosial menggolonggolongkan masyarakat ke dalam kelompokkelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial atas akan mengembangkan pola-pola tertentu dan akan sangat membatasi anggotanya agar berbeda dari kelompok lainnya. Sebaliknya, kelompok yang ada di bawahnya akan berusaha meniru kelompok sosial yang berada di atasnya.
     
    Kelompok yang berada di atas adalah kelompok yang mempunyai kekuatan ekonomi, yaitu kelompok orang kaya. Mereka mengukur segala sesuatu dengan uang. Prestise atau gengsi menjadi bagian dari hidupnya. Mereka ingin menjadi kelompok yang dipandang tinggi, sehingga tidak segan menghamburkan uang demi menjaga gengsinya tersebut.

  2. Kesenjangan Sosial
    Konsekuensi lain sebagai akibat dari stratifikasi sosial adalah kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial merupakan perbedaan jarak antara kelompok atas dengan kelompok bawah. Tentu saja kesenjangan sosial lebih didominasi oleh perbedaan tingkat ekonomi. Kelompok atas yang kaya, dengan kekayaannya akan semakin kuat untuk bertahan hidup. Sebaliknya, kelompok bawah yang miskin akan menjadi kelompok yang terpinggirkan.

  3. Polarisasi Power
    Polarisasi berarti pembagian suatu unsur menjadi dua bagian yang berlawanan, sedangkan power sendiri diartikan sebagai kekuatan. Jadi, secara bebas polarisasi power dapat didefininisikan sebagai pembagian kekuatan.
     
    Dalam hal ini, pembagian masyarakat menjadi dua kelas, yaitu kelas atas dan kelas bawah yang tidak lagi didasarkan hanya pada kehormatan saja, akan tetapi lebih pada unsur kepentingan dan kekuatan dari dua kelompok masyarakat tersebut yang saling berlawanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar