Terusan Suez
Terusan Suez (bahasa Arab, Qanā al-Suways), di sebelah barat Semenanjung Sinai, merupakan terusan kapal sepanjang 163 km yang terletak di Mesir, menghubungkanPelabuhan Said (Būr Sa'īd) di Laut Tengah dengan Suez (al-Suways) di Laut Merah.
Terusan Suez dibuka tahun 1870 dan dibangun atas prakarsa insinyur Perancis yang bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps.
Terusan ini mengizinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.
Terusan ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter, menghubungkan Laut Tengah ke Teluk Suez.
Dalam era Perang Dunia I Terusan Suez yang saat itu berada di bawah kekuasan Inggris, diserang oleh pasukan Jerman dan Turki Ottoman. Posisi Suez yang sangat strategis, yaitu menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah, menjadikan terusan ini objek rebutan antara pasukan Sekutu dan Axis.[1]
Saat Mesir dipimpin Presiden Gamal Abdul Nasir terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956 dinasionalisasi pihak Mesir. Hal ini memicu terjadinya krisis Suez karena Prancis tidak terima Suez dikuasai Mesir. Pada tanggal 29 Oktober 1956 terjadi serangan gabungan dari Israel, pasukan Inggris dan Prancis di Mesir. Melalui intervensi dari PBB, Amerika Serikat dan Uni Soviet konfrontasi tersebut dapat berakhir relatif cepat, dan kampanye perang pada 22 Desember 1956 kembali dievakuasi.
Dalam Perang Enam Hari mendorong Israel pada tanggal 9 Juni 1967 kembali menguasai Suez. Terusan Suez tetap tertutup untuk pengiriman dari Mesir dan menempatkan di perbatasan antara Mesir dan Israel. Israel mendirikan sebuah garis pertahanan, yaitu garis Bar-Lev dan mengusai Semenanjung Sinai. Dalam Perang Yom Kippur, pada tanggal 6 Oktober 1973 Suez berhasil dikuasai oleh pasukan Mesir. Tetapi pada akhirnya Israel juga berhasil memukul mundur Mesir dalam serangan balasan pada 16 Oktober 1973, Israel menyeberangi Suez dengan membuat sebuah jembatan di atas kanal. Pada akhir perang Yom Kippur meski Mesir kalah secara militer tapi menang secara diplomatik sehingga seluruh saluran Suez dan Semenanjung Sinai kembali di bawah kendali Mesir. Setelah sempat ditutup sementara akhirnya terusan Suez kemudian dibuka untuk umum lagi pada tahun 1975.
Terusan Suez dibuka tahun 1870 dan dibangun atas prakarsa insinyur Perancis yang bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps.
Terusan ini mengizinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.
Terusan ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter, menghubungkan Laut Tengah ke Teluk Suez.
Dalam era Perang Dunia I Terusan Suez yang saat itu berada di bawah kekuasan Inggris, diserang oleh pasukan Jerman dan Turki Ottoman. Posisi Suez yang sangat strategis, yaitu menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah, menjadikan terusan ini objek rebutan antara pasukan Sekutu dan Axis.[1]
Saat Mesir dipimpin Presiden Gamal Abdul Nasir terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956 dinasionalisasi pihak Mesir. Hal ini memicu terjadinya krisis Suez karena Prancis tidak terima Suez dikuasai Mesir. Pada tanggal 29 Oktober 1956 terjadi serangan gabungan dari Israel, pasukan Inggris dan Prancis di Mesir. Melalui intervensi dari PBB, Amerika Serikat dan Uni Soviet konfrontasi tersebut dapat berakhir relatif cepat, dan kampanye perang pada 22 Desember 1956 kembali dievakuasi.
Dalam Perang Enam Hari mendorong Israel pada tanggal 9 Juni 1967 kembali menguasai Suez. Terusan Suez tetap tertutup untuk pengiriman dari Mesir dan menempatkan di perbatasan antara Mesir dan Israel. Israel mendirikan sebuah garis pertahanan, yaitu garis Bar-Lev dan mengusai Semenanjung Sinai. Dalam Perang Yom Kippur, pada tanggal 6 Oktober 1973 Suez berhasil dikuasai oleh pasukan Mesir. Tetapi pada akhirnya Israel juga berhasil memukul mundur Mesir dalam serangan balasan pada 16 Oktober 1973, Israel menyeberangi Suez dengan membuat sebuah jembatan di atas kanal. Pada akhir perang Yom Kippur meski Mesir kalah secara militer tapi menang secara diplomatik sehingga seluruh saluran Suez dan Semenanjung Sinai kembali di bawah kendali Mesir. Setelah sempat ditutup sementara akhirnya terusan Suez kemudian dibuka untuk umum lagi pada tahun 1975.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar